Turki, Berita Fikes Online,- Dalam rangka menjalin kerjasama tingkat Internasional, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan pertemuan dengan Fakultas Kedokteran Dokuz Eylül University (DEU), Turkey pada tanggal 5-8 September 2022 di Tip Fakültesi Dekanliği, Dokuz Eylül University, Izmir, Turkey. Kerjasama tersebut dihadiri oleh Dekan FIKES Zilhadia, Wakil Dekan 3 Ida Rosyidah, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Yenita Agus dan Kepala Bagian Tata Usaha Madinatul Musyarofah. Dalam inisiasi Kerjasama bidang akademik ini, Pihak Dokuz Eylul University memberikan kesempatan kepada perwakilan mahasiswa dari jurusan Kesehatan Masyarakat, Farmasi, dan Ilmu Keperawatan untuk melakukan presentasi dengan topik yang telah ditentukan.
Acara tersebut dimulai dengan seremonial pembukaan oleh Profesor Bülent Kılıç dari Dokuz Eylül University dan Zilhadia selaku dekan FIKES UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Zilhadia memperkenalkan seluruh anggota tim. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan presentasi mengenai “Public Health Education in DEU (post-graduate)” oleh Profesor Alp Ergör. Kemudian, Lintang Al Fitri (mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat) memaparkan tentang “Public Health Education in Indonesia” yang melihat Pendidikan Kesmas dari sisi sebagai seorang mahasiswa. Profesor Alp Ergör memberikan pertanyaan terkait bagaimana bentuk internship di UIN Jakarta dan prospek kerja lulusan kesehatan masyarakat di Indonesia. Lintang dan pimpinan FIKES menjelaskan bentuk program internship di UIN Jakarta. Intership dilakukan oleh mahasiswa semester 7 yang dapat memilih institusi atau lembaga dan topik yang diinginkan dengan duarsi selama 136 jam atau 17 hari (minimal).
Terdapat beberapa perbedaan antara pendidikan kesehatan masyarakat di Dokuz Eylül University dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendidikan kesehatan masyarakat di DEU dan seluruh wilayah Turki tidak terdapat program S1 tetapi mahasiswa harus mengambil kursus sesuai peminatan yang diinginkan selama 4 tahun. Kemudian mereka baru bisa bekerja jika sudah mengambil magister. Prospek kerja lulusan kesmas di DEU lebih dominan ke pemerintahan seperti kementerian kesehatan dan diranah pendidikan seperti dosen. Sedangkan di Indonesia (UIN Jakarta), mahasiswa menempuh pendidikan S1 dan memilih peminatan kesmas pada semester 5. Prospek kerja lulusan kesmas di Indonesia lebih luas dan tidak diharuskan mengambil program magister. Beberapa bidang yang menjadi tempat prospek kerja sarjana kesma adalah rumah sakit, industri, bandara, kemenkes, puskesmas, pembangunan, dll.
Lintang memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan pengalaman pertama yang sangat berharga. Saya dapat melihat dunia ini lebih luas dan mengetahui jika bentuk pendidikan di Indonesia dan Turki terdapat perbedaan. Semoga kerjasama UIN Jakarta dengan DEU dapat terimplementasi dengan baik untuk Tridharma Perguruan Tinggi. (zr)