FIKES Gelar Konferensi Kesehatan Internasional Virtual Perdana
FIKES Gelar Konferensi Kesehatan Internasional Virtual Perdana

Jakarta, BERITA FIKES Online-- Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UIN Jakarta menggelar konferensi internasional tentang kesehatan untuk kali pertama secara virtual dan live di Youtube selama dua hari pada Senin-Selasa, 26-27 Oktober 2020.

Irma Nurbaeti SKp MKes SpMat PhD selaku Ketua Panitia mengatakan saat acara dalam sambutannya, Kegiatan International Conference on Health Sciences ini merupakan seminar international pertama yang diselenggarakan FIKES UIN Jakarta yang membawahi Program Studi Farmasi, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan.

“Kegiatan ini dilakukan pada masa pandemik Covid-19, sehingga tema yang diangkat yaitu Education, Research and Health Practice in the New Normal: Challenges and Opportunity,” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik itu.

Dalam konferensi ini, lanjutnya, didatangkan narasumber yang kompeten di bidangnya dengan harapan dapat menambah wawasan pengetahuan dan adaptasi dalam keadaan new normal yang menjadi peluang dan tantangan bagi sivitas akademik kampus.

Pada hari pertama dihadirkan tiga narasumber pada Plenary Session yang mewakili tiga program studi yang ada di FIKES,” imbuh Irma.

Narasumber berasal dari UiTM Malaysia, sambung Irma, Griffith University Australia, dan St Luke University Jepang.

Pada hari pertama, tambahnya, diikuti oleh 120 peserta pada Plenary Session dan pada Concurant Session dibagi tiga room, yaitu room Farmasi, room Kesmas, dan Keperawatan yang diikuti 50-80 orang peserta.

“Peserta berasal dari dosen dan mahasiswa FIKES, FST, FITK UIN Jakarta, UNJ, ISTN, Stifi, dan dari UiTM Malaysia. Seluruh peserta sangat antusias terhadap paparan materi dari narasumber dengan banyaknya pertanyaan yang muncul terkait riset dan strategi dalam situasi pandemic covid-19,” tandas Irma.

Sedangkan pada hari kedua dimulai dengan narasumber dari Kementerian Kesehatan terkait kebijakan dan strategi pelayanan kesehatan di masa pandemik COVID-19.

“Di hari kedua ini diikuti 254 peserta pada Plenary Session dan rata-rata 80 orang per room pada conccurant session. Jumlah peserta yang mempresentasikan hasil risetnya baik secara oral maupun poster berjumlah 54 oran, dan di akhir acara diumumkan peserta dengan kriteria “The best oral/poster presenter” yang telah dinilai oleh tim panelis.

Ditambahkannya, kegiatan yang dibuka Rektor UIN Jakarta Prof Dr Hj Amany Lubis itu dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), dan sejumlah dekan dan wakil dekan Fakultas lainnya di UIN Jakarta.

Sementara, Dekan FIKES Dr apt Zilhadia MSi dalam sambutannya mengatakan pada awal tahun ini FIKES berencana mengadakan konferensi secara offline, sayangnya pandemi Covid terjadi secara online.

Ia berharap para pembicara, peserta dan hadirin mendapatkan manfaat dari konferensi ini terutama untuk mengembangkan kualitas penelitian pendidikan dan praktik kesehatan di era normal baru.

“Terima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam konferensi ini,” ujarnya.

Sedangkan Rektor UIN Jakarta Prof Dr Hj Amany Lubis MA yang didapuk sebagai Keynote Speech menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua yang hadir dalam konferensi internasional tersebut.

Menurutnya, pelaksanaan konferensi dengan tema utama penelitian pendidikan kesehatan dan praktik kesehatan di era normal baru ini sangat tepat.

“Memasuki tahun 2020 dunia dihebohkan dengan fenomena global pandemi virus corona,” ujar Amany.

Normal baru, lanjutnya, kini telah menjadi gaya hidup baru yang diadaptasi hampir semua negara dan telah menjadi acuan khususnya mengenai perubahan sosial dan perilaku selama era ini.

“Semua komponen masyarakat perlu mengubah pola hidup dan kebiasaannya sektor sosial yang mengalami perubahan besar termasuk penelitian pendidikan dan praktik kesehatan pendidikan khususnya pendidikan tinggi harus beradaptasi dengan era normal baru,” imbuhnya.

Dilanjutkannya, masyarakat harus mewaspadai perubahan gaya hidup dan mematuhi protokol kesehatan yang disyaratkan oleh pemerintah.

Mereka juga, katanya, harus bisa beradaptasi dengan rutinitasnya dengan membatasi kontak fisik, menghindari keramaian, sering mencuci tangan dan memperhatikan makanan dan gaya hidup sehat. Harus ada persiapan untuk merubah atau merubah perilaku sosial yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

“Disinilah keberadaan Perguruan Tinggi, khususnya FIKES dan Fakultas Kedokteran, diharapkan menjadi institusi terdepan dalam mempersiapkan perubahan perilaku sosial yang mengacu pada protokol kesehatan,” pungkasnya. (mf)