Fikes-Kemenkes Akan Mempersiapkan Program Germas di 5 Provinsi
Jakarta, BERITA FIKES Online— Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UIN Jakarta dan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggarap program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di lima provinsi. Program ini melibatkan pimpinan Satuan Karya Bakti Husada (SBH) nasional dan para Pramuka UIN Jakarta sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Saat digelar rapat Standarisasi Fasilitasi SBH di Hotel JW Marriott Jakarta, Kamis (21/11/2019), Ketua Pelaksana Program Yardi mengatakan, kegiatan Germas di lima provinsi tahun ini merupakan kali pertama diadakan oleh Fikes dan Kemenkes. Fokus dan sasaran kegiatan adalah para pelaku kesehatan di masyarakat, baik dari kalangan para Pramuka Penegak dan Pandega di gugusdepan maupun petugas kesehatan seperti dari Puskesmas dan kader Posyandu.
“Mereka yang nanti akan menjadi agen penyuluh kesehatan di masyarakat, sedangkan tim dari Fikes dan Kemenkes yang dibantu para Pramuka UIN Jakarta bertindak sebagai fasilitator,” kata Yardi.
Menurut Yardi, secara teknis program Germas akan dilakukan serentak di lima provinsi pada 2-5 Desember 2019. Kelima provinsi merupakan wilayah yang selama ini terdampak bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yakni Riau, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan.
Untuk melaksanakan program tersebut, lanjutnya, tim fasilitator kesehatan yang terdiri atas unsur Kemenkes, Fikes, dan Pramuka di antaranya akan memberikan supevisi kesehatan kepada masyarakat di 10 kota/kabupaten. Supervisi kesehatan yang digarap adalah dua dari enam Krida SBH, yakni Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Krida Pengendalian Penyakit (P2).
Teknisnya, tim fasilitator akan disebar di lima provinsi dengan masing-masing provinsi terdiri atas tiga-empat pendamping dan tiga Pramuka. Selanjutnya tim akan memberikan supervisi dan fasilitasi kepada para Pramuka Penegak dan Pandega yang berpangkalan Gugusdepan dan Puskesmas.
“Insya Allah, mudahan-muahan program ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar,” ujar Ketua Program Studi Apoteker Fikes tersebut.
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Marlina Ginting yang juga hadir dalam pertemuan standarisasi tersebut mengungkapkan, Germas yang digelar Kemenkes dalam bentuk fasilitasi SBH di lima provinsi adalah yang pertama dilakukan. Program ini bertujuan untuk mempromosikan perilaku hidup sehat kepada masyarakat secara luas.
Program ini menjadi salah satu bagian dari misi kesehatan Kemenkes yang dilaksanakan melalui sistem kemitraan dengan perguruan tinggi.
Oleh karena itu, kata dia, untuk melaksanakan misi Germas secara efektif, tahun ini Kemenkes menggandeng tiga perguruan tinggi ternama sebagai mitra, yakni Universitas Hasanuddin Makassar untuk regional Indonesia bagian timur, Universitas Udayana Bali untuk regional Indonesia bagian tengah, dan UIN Jakarta untuk regional Indonesia bagian barat. Ketiga perguruan tinggi tersebut menjadi mitra pelaksana program di lapangan.
“Kita gandeng UIN Jakarta karena perguruan tinggi tersebut memiliki anggota Gerakan Pramuka yang cukup potensial,” kata Marlina.
Selain dalam bentuk fasilitasi SBH di lima provinsi, jelas Marlina, Kemenkes dan UIN Jakarta juga telah melakukan dua kegiatan yang berorientasi pada bidang kesehatan. Kegiatan pertama berupa Karang Pamitran Tingkat Nasional pada 27-29 September 2018 di Cibubur, Jakarta Timur, dan kedua dalam bentuk Kursus Instruktur SBH Nasional pada 28 Oktober-3 November 2019 di Depok, Jawa Barat, dan Cibubur, Jakarta Timur.
“Kegiatan ketiga adalah berupa Orientasi Pinsaka SBH Regional Bagian Barat yang akan digelar pada 25-27 November 2019 di Bogor, Jawa Barat,” jelasnya.
Marlina berharap program kerja sama kemitraan dengan UIN Jakarta ini dapat berjalan baik. Bahkan dapat kembali diselenggarakan di masa mendatang.
“Kemenkes dan UIN Jakarta, khususnya dengan Fikes, tentu memiliki misi yang sama dalam upaya mempromosikan hidup sehat di masyarakat,” ujarnya.
Rapat Standarisasi Faslitasi SBH digelar selain untuk menyamakan persepsi juga mempersiapkan metode dan model supervisi yang akan dilaksanakan di lapangan. Hadir pula dari Promkes Kemenkes Intan Damanik selaku supervisor dan instruktur utama program. (ns/zr)
(Sumber: uinjkt.ac.id)