Khotmul Quran Ramadhan (4): 10 Hari Terakhir Ramadhan Momentum Peningkatan Kesehatan Diri dan Kesalehan Sosial
Khotmul Quran Ramadhan (4): 10 Hari Terakhir Ramadhan Momentum Peningkatan Kesehatan Diri dan Kesalehan Sosial
BERITA Fikes Online,- Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UIN Jakarta memaksimalkan 10 hari terakhir bulan Ramadhan dengan mengadakan Kultum dan Khotmul Quran bersama secara online melalui aplikasi zoom yang dilaksanakan pada pukul 10.00-12.00 WIB. Sabtu (16/05/2020). Kegiatan ini diikuti oleh para dosen, mahasiswa, civitas akademika dan para tenaga kependidikan Fakultas Ilmu Kesehatan yang diawali dengan penyampaian sambutan oleh Dekan Fikes, Dr. Zilhadia, M.Si.Apt dengan mengusung tema “10 Hari Terakhir Ramadhan Momentum Peningkatan Kesehatan Diri dan Kesalehan Sosial. Dalam sambutannya, Ibu Zilhadia mengatakan dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini, dampak kemajuan teknologi semakin bermanfaat dan menjadikan seseorang lebih mahir dalam penggunaannya. Kegiatan khotmul qur’an secara virtual sudah berlangsung sejak tanggal 25 April 2020 yang pada hari ini menjadi kegiatan ke 4 selama bulan Ramadahan. Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan khotmul qur’an dilakukan untuk kepentingan kesehatan secara jasmani dan mental. Kegiatan tersebut dimulai dengan penyampaian kultum oleh Prof. Dr. Mundzier Suparta, M.A dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipandu langsung oleh Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah, Dr. K.H. M Syairozi Dimyathi Ilyas, M.A. Kultum yang disampaikan oleh Bapak Suparta sangat luar biasa mengenai tema khotmul qur’an pada hari ini. Beliau menyampaikan bahwa Ramadhan adalah bulan yang diturunkan oleh Allah swt dengan segala puncak kebaikan, waktu diturunkannya Alquran sebagai tuntunan dan pedoman kehidupan seluruh umat manusia. Saat bulan Ramadhan Allah perintahkan malaikat turun ke bumi untuk mencatat segala amalan para hambanya serta memohon ampunan atas segala kesalahan dan kekhilafan yang disebut dengan malam lailatul qodar. “Khoirun min alfi syahrin” yaitu malam yang memiliki makna lebih baik dari malam 1000 bulan yang menjadi kata kiasan sehingga dapat diartikan sebagai sebuah imbalan yang diberikan tanpa batas. Dalam kultumnya, Pak Suparta menyampaikan begitu banyak kesempatan baik yang diberikan oleh Allah hingga pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Kesempatan untuk terus berusaha dan tidak menyia-nyiakan waktu yang ada, memperbanyak ibadah dengan khusyu dan membangun kesolehan bagi diri sendiri serta lingkungan sosial. Membangun kesolehan diri sendiri dan kesolehan lingkungan sosial mampu mendekatkan kita kepada Allah swt. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi keholehan diri yaitu dengan mempertebal rasa syukur, memperbanyak sholawat, dan menghindari perbuatan-perbuatan yang mengarah pada keburukan. Kesolehan sosial menjadi ibadah sosial sesama umat manusia berupa kepedulian dan kebersamaan. Makhluk sosial yang memiliki hubungan dengan makhluk sosial lainnya saat ini sedang digera oleh ganasnya virus corona yang membuat banyak orang menjadi takut dan gelisah. Kondisi ini seharusnya menjadikan kita lebih tergerak untuk  peduli dan berbagi. Dalam harta yang kita miliki terdapat hak dan milik orang lain. Sehingga harus kita tunaikan kepada mereka yang membutuhkan. Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak,“ katanya. Sebagai penutup, narasumber berpesan untuk tetap saling mengingatkan, membantu dan menegur sapa. Tidak boleh memiliki sikap angkuh dan sombong. Pada hakikatnya sombong akan menutup kebaikan dan membuka semua pintu keburukan. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna, berakal, dan lebih baik dibandingkan makhluk lainnya. Rugi apabila kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, “Pesan beliau”. (annisa). (MF)