Kolaborasi Pengmas Prodi Kesmas Fikes UIN Jakarta bersama Lantamal III Jakarta: Kader Terampil Konseling untuk Penurunan Stunting
Kolaborasi Pengmas Prodi Kesmas Fikes UIN Jakarta bersama Lantamal III Jakarta: Kader Terampil Konseling untuk Penurunan Stunting
Berita Fikes Online,-- Pengabdian masyarakat dikemas dalam kegiatan berjudul KEDAS (Kegiatan Sehat Diare Tuntas) diselenggarakan pada hari Selasa, 23 Mei 2023 di RPTRA Nyiur Melambai Pulau Kelapa Kepulauan Seribu. Kegiatan ini didukung oleh KRI Kujang 642, kapal perang TNI Angkatan Laut yang membantu dalam proses penyeberangan antar pulau. Pihak kelurahan Pulau Kelapa yang menyediakan tempat untuk terlaksananya kegiatan serta Lantamal III Jakarta yang memberikan pendampingan dan bimbingan bagi mahasiswa. Acara ini dihadiri oleh 31 kader yang aktif dari 8 posyandu yang terdapat di Pulau Kelapa Kepulauan Seribu. Kader posyandu dilatih untuk terampil melakukan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan media Bot What'sApp yang dibuat oleh mahasiswa peminatan Promkes Prodi Kesmas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader mengenai stunting dan diare, melatih kader agar terampil dalam melakukan konseling yang efektif, serta melatih keterampilan kader dalam menggunakan WhatsApp Bot sebagai alat komunikasi. Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan sambutan pembukaan dari Pihak puskesmas setempat yaitu Ibu Lia. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan pentingnya kesadaran akan masalah stunting dan diare dalam masyarakat serta memberikan pemahaman tentang peran kader dalam penyuluhan dan pencegahan masalah tersebut. Selain itu, beliau juga memperkenalkan konsep penggunaan Whatsapp Bot sebagai alat bantu dalam memberikan pendidikan dan pelatihan konseling yang efektif. Setelah sambutan pembukaan, acara dilanjutkan dengan sesi penyuluhan mengenai stunting dan diare oleh Raihana Nadra Alkaff SKM, MMA, P.hD. Peserta diberikan informasi mengenai penyebab, dampak, cara pencegahan kedua masalah tersebut dan konseling yang baik dan benar. Materi penyuluhan juga mencakup pengetahuan tentang gizi seimbang, pentingnya sanitasi, dan praktik kebersihan yang dapat mencegah diare. Selain itu juga dibahas mengenai pemahaman mendalam tentang konseling sebagai alat untuk memberikan dukungan psikologis kepada individu yang membutuhkan. Peserta diberikan pengetahuan tentang teknik konseling, dan etika konseling. Kemudian dilanjut dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh pembawa acara. Peserta diajak untuk bertanya mengenai stunting, diare, dan konseling melalui Whatsapp Bot, serta mendapatkan jawaban yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Setelah tanya jawab selesai, dilanjut dengan melakukan praktek konseling antar kader sesuai dengan kelompok posyandu masing-masing. Dalam praktek ini, diharapkan kader dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat mengenai bagaimana menjadi konselor yang baik. Sesi praktek konseling dilanjutkan dengan Sosialisasi penggunaan Whatsapp Bot, sebagai salah satu media yang efektif untuk mendapatkan informasi serta penerapan konseling secara online. Acara ini juga mencakup uji coba WhatsApp Bot, dimana peserta diajak untuk berlatih menggunakan Whatsapp Bot sebagai alat konseling. Mereka diberikan panduan dan contoh situasi yang relevan untuk meningkatkan keterampilan konseling melalui platform tersebut. Menariknya, kegiatan ini terdapat kolaborasi antara Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan TNI AL Lantamal III. Dalam kolaborasi ini, TNI AL akan membantu dalam pengamanan, keselamatan, dan kesejahteraan selama berjalannya kegiatan ini. Hal ini menunjukkan kesungguhan pemerintah dan pihak terkait dalam menangani masalah stunting dan diare di Pulau Kelapa Kepulauan Seribu. Diharapkan melalui program pendidikan dan pelatihan ini, kader posyandu di Pulau Kelapa Kepulauan Seribu akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam konseling dan penggunaan WhatsApp Bot. Dengan demikian, diharapkan dapat terjadi penurunan prevalensi stunting dan diare di wilayah ini. Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam upaya mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat Pulau Kelapa Kepulauan Seribu. (mp/da)