Mahasiswa-Mahasiswi Terbaik PBAK Fikes 2023
Gedung Fikes, Berita Fikes Online- Suasana Gedung Sarana Olahraga (SOR) Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ramai. Pasalnya, ratusan mahasiswa baru dari berbagai program studi memenuhi SOR untuk mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Riuh sorak yel-yel terdengar dari kumandang masing-masing kelompok. PBAK menjadi ajang yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru agar dapat memotivasi dan memberikan informasi kepada mahasiswa yang kelak akan menjalani perkuliahan di Fikes UIN Jakarta.
Tibalah di penghujung acara PBAK. Pewara berdiri di depan khalayak lalu menyebutkan sebaris kalimat, “Peserta PBAK terbaik tahun ini adalah...” lalu keluar nama Putri Indah Sari dari Program Studi Ilmu Keperawatan yang menyandang gelar sebagai mahasiswa dengan penulisan esai terbaik.
Kepada FJT, Putri menuturkan bahwa motivasi dirinya untuk berkuliah Keperawatan sudah muncul sejak dia menjajaki kelas 6 sekolah dasar. Putri berujar, pada saat itu dia tidak bisa berbuat banyak ketika melihat sang ayah dulu dirawat di rumah sakit. Pada waktu itu, Putri yang masih di bawah umur tidak bisa mendampingi sang ayah di saat-saat kritis dan tidak mampu berbuat banyak. “Dari situ Aku kepikiran untuk jadi perawat, kalau ada saudara yang sakit, bisa langsung saya rawat,” ujar Putri.
Kini tekadnya membuahkan hasil. Putri diterima berkuliah di Jurusan Ilmu Keperawatan, Fikes UIN Jakarta. Ketika mendengar bahwa dia dinobatkan sebagai mahasiswa dengan esai terbaik, Putri terkejut. Dia bersyukur telah mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh.
Ternyata, sang pembawa acara masih menyimpan nama lain yang dia pegang. Kali ini lain. Tidak hanya mahasiswa baru, sang pembawa acara juga menyebutkan dua nama yang dinobatkan sebagai kakak pembimbing (kabim) terbaik selama pelaksanaan PBAK. Kabim adalah perantara yang menghubungkan mahasiswa baru dalam mengenal lingkungan kampus. Pada PBAK tahun ini, Darmawati Huta Galung dan Nafilah Amalia terpilih sebagai kabim terbaik.
Diwawancarai oleh FJT, Wati, sapaan akrabnya menuturkan peran krusial seorang kabim selama pelaksanaan PBAK. “Kabim merupakan sosok yang bisa dibilang tak kenal lelah,” ujarnya. Untuk menjadi seorang kabim, Wati bersama rekan-rekannya harus melalui seleksi yang diadakan oleh Dema serta mengikuti pelatihan kabim. Ketika ditanya tentang suka duka menjadi kabim, Filah membagikan pengalamannya kepada FJT. “Harus fast respon, cepat tanggap terhadap pertanyaan-pertanyaan maba,” tambahnya.
Fawwaz, mahasiswa Fikes yang telah dua tahun menjadi kabim juga turut membagikan ceritanya kepada FJT. Di tengah hiruk pikuk perkuliahan Fawwaz masih memilih aktif untuk menemani mahasiswa baru dalam menjalani rangkaian PBAK. Bagi Fawwaz, ada berbagai beban yang harus siap diterima oleh seorang kabim ketika akan mendambingi mahasiswa baru. “Beban pikiran dengan tugas pribadi, beban mental ketemu orang baru, juga beban ketika bertemupanitia yang sudah ahli dalam bidang organisasi,” lanjutnya. Kegigihan Fawwaz berhasil mengantarkan kelompok yang didampinginya, kelompok 12 menjadi kelompok dengan predikat paling aktif.
Suasana SOR kini perlahan-lahan meredup seiring dengan hadiah yang dibagikan kepada mahasiswa-mahasiswi terbaik. Rangkaian PBAK diakhiri dengan apel penutupan dan foto bersama Dekanat Fikes UIN Jakarta.
Tetap semangat, mahasiswa baru Fikes UIN Jakarta angkatan 2023! (FJT/Nahya/Fathi)