Seminar Nasional Pengembangan Profesi Biostatistika Bahas Strategi dalam Menyambut Era Population Ageing
Berita FIKES Online,-- Seminar Nasional Pengembangan Profesi Biostatistika, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan UIN JAKARTA kembali digelar pada Rabu, 19 November 2025 melalui platform Zoom Meeting dan streaming Youtube. Pada tahun ini, seminar terasa berbeda dari tahun tahun sebelumnya dengan mengangkat tema penuaan penduduk atau dikenal sebagai population aging. Seminar dan penelitian dilakukan oleh mahasiswa peminatan Biostatistika, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan yang menyoroti terdapat pola penuaan penduduk dan ketimpangan kesehatan lansia di berbagai wilayah Indonesia berdasarkan beberapa variabel lainnya yang mengacu pada teori kipas Dahlgreen. Temuan inilah yang kemudian menjadi landasan mengapa isu population aging ini harus dibahas serius dan menyertakan kolaborasi lintas sektor.
Acara yang diselenggarakan program studi kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dilaksanakan pada pukul 08.00 – 12.40 WIB. Seminar ini diawali dengan pembukaan resmi oleh sekretaris program studi dan wakil dekan yang menekankan pentingnya penguatan kapasitas akademik serta kontribusi mahasiswa dalam riset isu kependudukan. Seminar ini berhasil menarik lebih dari 350 peserta dari berbagai latar belakang dan berbagai daerah. Antusiasme yang tinggi terlihat sejak sesi pertama yang menghadirkan keynote speaker Nopian Andusti, SE., MT selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN RI. Beliau mengigatkan bahwasanya indonesia sedang bergerak cepat menuju masyarakat menua. Perubahan struktur keluarga dan meningkatnya angka kesepian pada lansia menjadi tantangan baru yang harus diantisipasi. Beliau juga menyoroti program SIDAYA, pendekatan berbasis keluarga yang mendorong lansia tetap sehat, aktif, dan produktif. Pada penutupannya, beliau menyampaikan pesan yang membekas kepada peserta, yaitu ”hidup hanya sekali, jangan menua tanpa arti” sebagai pengingat bahwa proses menua juga harus diiringi dengan kualitas hidup yang baik.

Materi berikutnya dibawakan oleh dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO selaku Ketua Tim Kerja Kesehatan Lanjut Usia, Kemenkes RI. Narasumber mengajak peserta memahami kondisi kesehatan lansia dari sudut pandang pelayanan kesehatan. Mulai dari penurunan fungsi tubuh, tingginya kasus penyakit kronis, serta kebutuhan skrining rutin menjadi isu dalam pelayanan lansia. Untuk menjawab tantangan tersebut, dr. Ari menguraikan kebijakan pemerintah yang telah mengatur standar pelayanan lansia di puskesmas maupun di rumah sakit. dr. Ari menekankan bahwa instrumen seperti SKILAS dan ADL menjadi alat penting dalam menilai kapasitas fisik dan kemandirian lansia untuk menentukan kebutuhan perawatan yang mereka butuhkan. Selain itu, beliaupun menegaskan perlunya penguatan layanan ramah lansia, baik tingkat primer maupun rujukan. Paparannya ditutup dengan penjelasan target pemerintah dalam RPJMN 2025-2029 yang berfokus pada peningkatan jumlah lansia mandiri dan perluasan cangkupan skrining nasional.
Sesi terakhir diisi oleh Dwi Endah Kurniasih, MPH selaku Direktur Eksekutif Indonesia Ramah Lansia yang menekankan pada pentingnya menciptakan lingkungan sosial yang mendukung lansia. Baginya, kesehatan lansia tidak cukup hanya dari intervensi medis tetapi juga dari lingkungan yang aman, aksesibel, dan memungkinkan mereka tetap terlibat dalam aktivitas sosial. Beliau mengajak peserta melihat konsep ”Indonesia Ramah Lansia” sebagai upaya membangun ruang hidup yang inklusif bagi kelompok usia lanjut.
Seminar yang berlangsung selama kurang lebih empat jam tersebut berjalan dengan partisipasi peserta yang sangat aktif. Beragam pertanyaan muncul dan memperkaya diskusi, terutama ketika para peserta mencoba mengaitkan temuan riset yang dipaparkan di awal acara dengan materi yang disampaikan para narasumber hingga membangun suasana dialog menjadi lebih hidup dan relevan. Pada akhir kegiatan panitia menyampaikan harapan agar seminar ini dapat memperluas pemahaman peserta mengenai strategi menghadapi penuaan penduduk sekaligus mendorong keterlibatan lebih luas dari berbagai pihak dalam mewujudkan indonesia yang lebih siap dan ramah bagi kelompok lansia. (YY)
